Khutbah Idul Fitri NU: Mewujudkan Rasa Kasih Sayang
Kamis, 14 Juni 2018
Add Comment
Hati yang damai akan diperoleh dengan mengakui kebesaran Allah serta banyak berdzikir kepada Allah. Upaya berdamai dengan Allah melalui shalat, dzikir, shalawat, baca Al Quran dan lain-lain akan mempengaruhi jiwa untuk berdamai dengan seluruh manusia. Apalagi ada pesan dari Allah, "Orang-orang beriman itu bersaudara. "
Jadi, kalau seseorang benar-benar beriman dan berdzikir, buahnya ia tidak akan membuat penganiayaan, kekejaman, dan kekerasan yang melukai hati dan fisik manusia yang lain. Pantaskah seseorang mengaku "saya beriman," kalau masih senang melakukan kezaliman dan kekerasan, baik kekerasan dalam rumah tangga seperti menempeleng istri, melukai tubuh anak, maupun kekerasan di luar rumah tangga berupa kerusuhan, penjarahan, randu domba dan lain-lain yang merusak tatanan kehidupan?
Setiap manusia beriman dan bertakwa punya tugas menunjukkan dirinya sebagai manusia "Khalifatullah," yaitu manusia yang berakhlak, kreatif, dan selalu tampil untuk menyenangkan orang lain dalam pergaulan. Untuk itu diperlukan tatakrama bergaul yang indah. Misalnya, dalam berbicara mengupayakan dirinya menggunakan kata-kata yang sopan serta menyenangkan orang yang mendengarnya, serta berupaya menghindari kata-kata kotor yang menyakitkan. Setiap kata-kata kotor diucapkan itu melambangkan hati orang yang mengucapkannya juga kotor. Akibatnya komunikasi dan pergaulan akan terganggu sehingga suasana damai dan rukun tidak akan terjadi.
Itulah perlunya rasa "ukhuwah," yaitu rasa persaudaraan yang tulus. Dalam persaudaraan yang tulus, setiap manusia akan berupaya untuk menolong, membantu, dan membahagiakan orang lain. Karena itu, setiap insan beriman punya tugas untuk berintrospeksi, apakah cara berkomunikasi dan cara bergaulnya bisa menyenangkan orang lain? Jika tidak, berarti kita harus semakin meningkatkan rasa taqarrub kita kepada Allah, sampai hati ini bersih dari dendam, egois, merasa benar sendiri, sombong, takabbur, yang membuat komunikasi kita dengan orang lain menjadi gagal. Dan jika kita gagal berkomunikasi secara baik, bisa mungkin gagal sebagai manusia karena hati tidak ikhlas. Itulah pentingnya akhlak yang mulia dan hati yang tulus ikhlas.
Lebih lengkap silahkan simak Khutbah Idul Fitri NU: Tema Khutbah Idul Fitri: Mewujudkan Rasa Kasih Sayang di bawah ini:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
Jadi, kalau seseorang benar-benar beriman dan berdzikir, buahnya ia tidak akan membuat penganiayaan, kekejaman, dan kekerasan yang melukai hati dan fisik manusia yang lain. Pantaskah seseorang mengaku "saya beriman," kalau masih senang melakukan kezaliman dan kekerasan, baik kekerasan dalam rumah tangga seperti menempeleng istri, melukai tubuh anak, maupun kekerasan di luar rumah tangga berupa kerusuhan, penjarahan, randu domba dan lain-lain yang merusak tatanan kehidupan?
Setiap manusia beriman dan bertakwa punya tugas menunjukkan dirinya sebagai manusia "Khalifatullah," yaitu manusia yang berakhlak, kreatif, dan selalu tampil untuk menyenangkan orang lain dalam pergaulan. Untuk itu diperlukan tatakrama bergaul yang indah. Misalnya, dalam berbicara mengupayakan dirinya menggunakan kata-kata yang sopan serta menyenangkan orang yang mendengarnya, serta berupaya menghindari kata-kata kotor yang menyakitkan. Setiap kata-kata kotor diucapkan itu melambangkan hati orang yang mengucapkannya juga kotor. Akibatnya komunikasi dan pergaulan akan terganggu sehingga suasana damai dan rukun tidak akan terjadi.
Itulah perlunya rasa "ukhuwah," yaitu rasa persaudaraan yang tulus. Dalam persaudaraan yang tulus, setiap manusia akan berupaya untuk menolong, membantu, dan membahagiakan orang lain. Karena itu, setiap insan beriman punya tugas untuk berintrospeksi, apakah cara berkomunikasi dan cara bergaulnya bisa menyenangkan orang lain? Jika tidak, berarti kita harus semakin meningkatkan rasa taqarrub kita kepada Allah, sampai hati ini bersih dari dendam, egois, merasa benar sendiri, sombong, takabbur, yang membuat komunikasi kita dengan orang lain menjadi gagal. Dan jika kita gagal berkomunikasi secara baik, bisa mungkin gagal sebagai manusia karena hati tidak ikhlas. Itulah pentingnya akhlak yang mulia dan hati yang tulus ikhlas.
Lebih lengkap silahkan simak Khutbah Idul Fitri NU: Tema Khutbah Idul Fitri: Mewujudkan Rasa Kasih Sayang di bawah ini:
0 Response to "Khutbah Idul Fitri NU: Mewujudkan Rasa Kasih Sayang"
Posting Komentar