-->

Anda benci Yahudi tapi mencintai produk bangsanya (dan tidak bisa eksis tanpanya)? Ini statusnya Gus Mus yg mungkin bisa bikin Anda lebih disorientasi

Anda benci Yahudi tapi mencintai produk bangsanya (dan tidak bisa eksis tanpanya)? Ini statusnya Gus Mus yg mungkin bisa bikin Anda lebih disorientasi:

Aku tak tahu apakah mereka yang merasa ‘muslim sejati’, yang alergi dan terobsesi Amerika dan Yahudi, yang menganggap secara gebyah-uyah bahwa Amerika dan Yahudi --termasuk mereka yang tidak mengutuk Amerika dan Yahudi-- adalah ahli neraka, yang menolak mentah-mentah segala yang berbau Amerika dan Yahudi; apakah di antara mereka ada yang menggunakan Facebook?

Seperti kita ketahui tokoh dibalik lahirnya Facebook adalah Mark Elliot Zuckerberg. Lahir di New York Amerika Serikat 14 Mei 1984 (sepantaran dengan ragilku Muhammad Bisri Mustofa). Dari namanya, orang sudah bisa tahu bahwa dia Yahudi. Tapi lebih parah lagi, menurut pengakuannya sendiri, dia atheis.
smile emotikon

Tapi terlepas dari itu semua, Facebook --yang idenya muncul dari kebiasaan di Harvard, kampus tempat belajar Mark, membagi “Buku Muka” yang berisi foto-foto mahasiswa agar saling mengenal satu sama lain— pertama-tama dimaksudkan sebagai sarana untuk saling mengenal. Atau dalam bahasa Qur’an, lita-aarafuu.
Dan nyatanya kita bisa saling mengenal, lebih mengenal, bahkan menemukan kembali kenalan, melalui situs jejaring sosial ini.

Namun tidak itu saja. Facebook juga –disengaja atau tidak oleh penemunya—telah memberi kepada penggunanya: rasa merdeka, rasa percaya diri, rasa berani, bahkan rasa kuasa. Maka jangan heran bila Anda –ketika berkesempatan KopDar, misalnya, menemu kawan Facebook yang ceriwis statusnya ternyata orangnya pemalu dan tertutup. Atau yang di Facebook tampak sangar –termasuk gambar profilnya—dengan statusnya yang menggebu-gebu, ternyata orangnya clingus, tidak berani memandang lawan bicaranya.

Mungkin karena rasa merdeka dan kuasa yang diberikan oleh Facebook itu, kita sering menjumpai juga status-status yang terus terang bahkan vulgar, atau yang ‘sok’, atau yang bernada memaksa, atau dan sejenis itu.
Seperti biasalah, banyak orang yang justru sulit menyikapi kemerdekaan atau dan kekuasaannya sendiri.

Namun di Facebook juga kita temukan banyak orang yang tahu benar memanfaatkan apa yang 'diberikan' situs jejaring sosial ini. Di samping mereka yang memanfaatkannya untuk belajar, mendapatkan ilmu pengetahuan, banyak orang baik yang meluangkan waktu berbagi ilmu dan pengalaman. Dari status-status mereka inilah kita bisa mendapat sesuatu yang berguna. Dari mereka inilah kita bisa belajar banyak. Dan terutama lantaran adanya status-status-bermanfaat mereka inilah, aku bertahan dan merasa tidak sia-sia berFacebookan.

0 Response to "Anda benci Yahudi tapi mencintai produk bangsanya (dan tidak bisa eksis tanpanya)? Ini statusnya Gus Mus yg mungkin bisa bikin Anda lebih disorientasi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel