Syubhat Rabo Pungkasan/ Rebo Wekasan
Berikut ini penjelasan al Ustadz al Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf berkaitan tentang RABU PUNGKASAN :
”… Dahulu orang-orang jahiliyyah Arab, mereka menyakini akhir Rabu ini hari na’as, hari bala’, sehingga semua aktifitas mereka diberhentikan. toko ditutup, pekerjaan mereka tinggalkan, bahkan mereka tutup rumahnya rapat2 tdk mau keluar rumah takut mendapatkan bala’. Mereka serba ketakutan… Maka Rosululloh saw membawa agama rahmat ini meniadakan itu. Beliau bersabda :
” LA ‘ADWA WALA THIROTA WALA SHOFAR ”
” Tidak ada itu gara-gara si A akhirnya datang penyakit menular yang lainnya, ga’ ada itu gara-gara burung ini/burung
itu akhirnya datang bala’, ga’ ada juga gara-gara bulan shofar ”
Karena itu tidak boleh kita menyakini di hari itu akhirnya kita apes semuanya, tidak. Disinilah para ulama’ salaf merubah
image hari rabu itu. dirubah imagenya yang asalnya ketakutan, dirubah menjadi penuh harapan. Mereka dulu ketakutan tapi diganti ayo baca-baca al Qur’an, baca-baca dzikir.
Dianjurkan beberapa dzikir diantaranya Yasin (ketika sampai ayat) ”salamun qoulam mir rob birrohim ” dibaca 313x , dengan tafaul/berharap dengan jumlah sahabat perang badar yangg sebanyak 313 insya Alloh kita ”salam..” dijadikan orang yg selamat. Yang asalnya ketakutan menjadi harapan, kemudian yang asalnya didalam rumah karena takut (jika keluar) kena bala’ malah diadakan satu demostratif begitu oleh salafus soleh, keluar/pergi keluar kota.
Itu sebenarnya bukan dianjurkan/disunahkan pergi keluar kota, tidak. Itu sebagai penentangan terhadap pengaruh jahiliyyah, yang asalnya mereka susah, ketakutan malah dianjurkan untuk berbahagia. Sampai-sampai diantara mereka (salafus soleh) membuat mayoran potong kambing, masih inget kita dulu ada di Umbulan (salah satu tempat rekreasi di pasuruan) bersama Habaib dulu … Itu sebagai ”protes” jangan kita seperti orang jahiliyyah yangg ketakutan dihari ini…maka kita berbahagia bersama-sama tapi sambil berdo’a, bukan melupakan diri kepada Alloh swt. Jadi ajaran itu sebenarnya bukan ajaran bi’dah justru itu adalah menentang dari pada keyakinan jahiliyyah.
Alhamdulillah…kita diatur semuanya oleh salafus soleh, ente baca ini, baca ini, baca Al Qur’anul karim, ”salamun qoulam…dst ” dengan harapan selamat; kenapa nga’..??, setiap ada ayat rahmat kita dianjurkan memohon kepada Alloh, setiap ada ayat adzab kita dianjurkan juga meminta perlindungan kepada Alloh. Nga’ ada masalah…ajaran2 ini
semuanya adalah islami, justru ini adalah mengeluarkan kita dari pada keyakinan-keyakinan jahiliyyah.
Salah sekali kalo ada yg mengatakan itu adalah karena pengaruh jahiliyyah, justru itu adalah omongan-omongan orang yang jahil (bodoh), karena ini adalah sebagai bentuk ”protes” , sebagai bentuk penentangan terhadap keyakinan jahiliyyah, yang diajarkan salafus soleh. Alhamdulillah ‘ala dzalik.
Jadi akhir Rabu jangan ada yang meyakini hari itu adalah hari na’as, tapi anda juga jangan jadi orang lupa/lalai kepada Alloh, ibadah juga pada Alloh biar selamat, jangan seakan-akan menentang adzab Alloh…kenek temenan (kena sungguhan) nanti, itu sombong namanya. Tetep mengharap selamat kepada Alloh, dengan membaca Al Qur’an, dengan berdzikir kepada Alloh swt. Kemudian aktifitas seperti biasa, malah orang-orang dahulu lebih menggunakan ”liburlah ga’ ada masalah, tapi libur untuk rekreasi, kemudian mayoran”.
itu dahulu…tapi nda’ harus…
Hah.. Mudah-mudahan kita semua jadi pengikut salafus soleh…aaamiiin …”
(Di sampaikan dalam pengajian di kediaman Al Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf)
Semoga bermanfaat…
sumber: santri.net
0 Response to "Syubhat Rabo Pungkasan/ Rebo Wekasan"
Posting Komentar